Jumat, 07 November 2014

Daftar Pemain Inti Real Madrid 2014/2015

Keylor Navas, Toni Kroos, dan James Rodriguez, bagi saya merupakan 3 pembelian utama Madrid. Saat tulisan ini dirampungkan, Javier Hernandez, baru saja resmi direkrut. Khusus 3 nama pertama, bagaimana Keylor, Kroos, dan Rodriguez bermain di Piala Dunia 2014, tentu menjadi satu acuan untuk mengatakan bertapa mengerikannya sumber daya di Madrid, secara individual. Sangat dimaklumi, bila pada gilirannya, sebagian orang katakan, pemain-pemain yang dimiliki Madrid saat ini, lebih kuat dibandingkan Barcelona, Bayern, atau
Chelsea, misalnya. Walaupun, di sisi lain, perkataan seperti itu tidak bisa dikatakan sepenuhnya benar.
Ancelotti terkenal dengan formasi Pohon Natalnya. Anda lihat kan, bagaimana AC Milan di era Ancelotti? Pada awal musim 2002/2003 (ketika Sheva cedera), saat Milan kalahkan Bayern 1-2 di Allianz, lalu menggilas Depor 4-0 di Riazor, dan menghajar habis Torino 6 gol di Meazza, Ancelotti gunakan bentuk Pohon Natal. Pippo Inzaghi menjadi striker tunggal di depan.
ryan-tank-4-3-2-1-milan-christmas-tree-Formasi Pohon Natal Milan
Di Madrid (selama musim 2013-2014), saya belum melihat Don Carlo gunakan formasi Pohon Natal. Alasannya sederhana, Madrid memiliki sayap serang berkelas intergalaksi, yang mana media terbaik mengakomodirnya, adalah, dengan mengaplikasikan strategi serang lewat sayap.
Kemungkinan Formasi Madrid 2014/2015
Untuk mempersingkat, mari kita masuk ke inti topik artikel. Yaitu, komposisi 11 pemain. Saya melihat ada 3 bentuk yang mungkin digunakan Don Carlo, 4-3-3, 4-2-3-1, dan 4-4-2.
ryan-tank-3-formations-madrid3 kemungkinan formasi. 4-3-3 dan 4-2-3-1 sangat mungkin akan dapat beberapa giliran,
sesuai kebutuhan taktik dan konsep komersil ala Madrid.
Apa yang bisa kita dapatkan dari kemungkinan-kemungkinan ini?
(1) James Rodriguez, walaupun secara taktikal, bukan merupakan pemain yang dibutuhkan Madrid, tapi, dengan nilai transfer fantastis 80 Juta Euro dan strategi komersil ala Florentino Perez, sangat mungkin, Ancelotti akan banyak memainkannya dan mencoba berbagai kemungkinan, agar James nyetel dengan gaya main yang diinginkannya + mendukung penjualan merchandise Real Madrid. Unsur komersil tak terhindarkan.
(2) Trio B-B-C (Benzema-Bale-Cristiano) masih merupakan senjata utama dalam menghajar gawang musuh. Entah dari strategi bermain menyerang terbuka maupun skema serangan balik. Bila Carlo Ancelotti berhasil menemukan cara paling paling tepat untuk “memasukan” James ke dalam taktik, serangan Real Madrid akan jadi salah satu yang paling mengerikan. Apa kelebihan mereka semua? Salah satunya, Quickness!!
(3) Toni Kroos!! Tidak lain tidak dan tidak ada yang lain, Kroos akan perankan apa yang Xabi Alonso perankan. Toh, di Bayern musim sebelumnya, oleh Guardiola, Toni Kroos merupakan deep lying creator. Dalam banyak partai Bayern, Kroos bermain lebih deep dibandingkan 2 central midfielder di depannya, untuk memberikan kesempatan baginya menjadi inisiator serangan. Gelandang yang bergerak dari dalam, lalu, kemudian roaming ke depan.
Anda bisa cari tahu bagaimana statistik objektif Toni Kroos di Opta atau Squawka. Toni Kroos memiliki level yang setara dengan Xavi Hernandez, Paul Scholes, Fernando Redondo, atau Andrea Pirlo. Madrid sangat-sangat beruntung mendapatkannya (dengan harga murah).
(4) Bentuk 4-2-3-1 sangat mungkin dipakai saat Madrid ingin menghajar lawan yang lebih lemah, dengan skor sebesar-besarnya. Atau, bisa saja, demi James, Ancelotti “dipaksa” temukan taktik paling tepat dalam “mematenkan” 4-2-3-1 sebagai formasi utama. Bila Ancelotti memainkan B-B-C + James, lalu Kroos-Modric sebagai duo pivot, 4 pemain terdepan (B-B-C + James) bisa lakukan permutasi yang membingungkan.
Salah satu opsi intercharge, sangat mungkin antara Karim Benzema (False Nine) dengan James sebagai striker bayangan (False Ten). Lalu, masih ada Cristiano Ronaldo atau Gareth Bale sebagai sayap serang, yang siap memanfaatkan pergerakan False Nine.
Di tengah, duo pivot Modric dan Kroos, saya pikir akan bergantian dalam menjemput bola dari dalam. Kemungkinannya, Kroos berposisi lebih deep. Modric, sangat mungkin bergerak sedikit di atas Kroos. Tapi, bisa pula Ancelotti lakukan hal sebaliknya (atau merotasi pergerakan ke-duanya), mengingat Kroos juga sangat punya kapasitas untuk Menimbulkan kerusakan pada titik di area 20 meter dari garis gawang lawan.
Bagaimana lini belakang? Mengingat Marcelo dan Carvajal memiliki kelincahan dan mobilitas, Ancelotti mungkin akan banyak menggunakan jasa ke-duanya untuk bergerak maju memanfaatkan sisi sayap pertahanan lawan.
ryan-tank-madrid-4-2-3-1-movement-indication-
Indikasi gerak pemain Madrid dalam bentuk dasar 4-2-3-1
(5) 4-3-3 mengalami perubahan. Musim 2013-2014, Angel di Maria bermain sebagai Sayap Tengah (Center Winger), yang lebih banyak lakukan pressing (dibandingkan central midfielder lain di tengah), Get Further Forward, dan Run Wide with Ball. Di Maria memiliki bawaan orok workrate yang ideal sebagai “pekerja”. Musim ini, James Rodriguez (yang baru masuk) dan Isco, bukan opsi idel untuk gantikan peran yang diberikan Ancelotti pada di Maria.
Akan ada perubahan cara main saat Ancelotti mainkan formasi ini. Beberapa opsi mungkin dilakukan. Pertama, dengan memanfaatkan kombinasi karakter main antara, Illarra, Kroos, Modric, dan Khedira. Atau, ke-dua, memainkan Isco atau (mungkin?) James Rodriguez dalam bentuk 4-3-3, sebagai salah satu Central Midfielder.
(6) Bentuk 4-3-3 merupakan jimat Madrid dalam meraih gelar UCL 2014. Entah dengan musim ini. Kehadiran James Rodriguez, lagi-lagi jadi salah satu “masalah”. Bila, James bermain dalam formasi 4-3-3 sebagai salah satu sayap serang (besar kemungkinan di kiri), Ancelotti mungkin memplotnya sedikit lebih narrow (sit narrower), bisa diasumsikan sebagai hibrid antara Second Striker dengan Inside Forward, dibandingkan sayap serang kanan, yang lebih berfungsi sebagai inverted winger (Cut Inside) atau Wide Man. Konsekuensinya, Bek kiri akan banyak bergerak jauh ke depan (Get Further Forward) untuk mengisi sisi kiri di 1/3 pertahanan lawan. Dan, Marcelo, sangat mumpuni untuk tugas semacam ini.
ryan-tank-4-3-3-movement-indicationIndikasi gerak pemain Madrid dalam bentuk dasar 4-3-3
(7) Bagaimana dengan 4-4-2? Saya melihat ada kemungkinan Madrid memainkan bentuk ini. Kenapa? Pertama, Ancelotti menggunakannya saat menukangi PSG. Ke-dua, dalam beberapa kesempatan (musim lalu), saya melihat ada 4-4-2 dalam permainan Ancelotti musim lalu. Yang jadi pertanyaan saya pribadi saya, pertama, apakah Ancelotti akan memainkan formasi ini? Ke-dua, bila formasi ini dimainkan Madrid sebagai bentuk dasar, bukan sebagai formasi reaktif atau formasi pressing atau formasi bertahan semata, apakah James Rodriguez cukup mampu mengemban peran sebagai gelandang kiri.
ryan-tank-madrid-4-4-2-movement-indicationIndikasi gerak pemain Madrid dalam bentuk dasar 4-4-2
(8) Di bek sayap, Madrid punya 4 pemain dengan kemampuan bagus. Kalau Coentrao mampu tampil stabil dan maksimal (seperti yang ditampilkannya saat Euro 2012), Marcelo akan dapatkan kompetitor berat. Di kanan, kemungkinan besar, Carvajal akan jadi pilihan pertama.
Pada posisi bek tengah, boleh dikatakan, Sergio Ramos memegang 1 tempat inti. Satu tempat lagi akan jadi rebutan Raphael Varane dan Pepe. Ramos merupakan tipikal risk-taker, berbeda dengan Varane yang cenderung Limited Defender (LD). Bila Varane mampu tingkatkan kemampuannya, untuk tidak terlalu “bermain aman”, Madrid akan memiliki lebih banyak opsi serangan yang dibangun dari belakang (Play Out of Defense).
(9) Bagaimana dengan Kiper? Ke-dua Kiper Madrid sekarang, baik Keylor maupun Casillas, memiliki tinggi tubuh di bawah 186 cm. Akibatnya, aerial ability-nya tidak akan sebaik Neuer atau Buffon yang jauh lebih tinggi. Ini bisa jadi masalah, bila lawan mampu memanfaatkannya.
Menarik untuk ditunggu bagaimana Ancelotti memutuskan memainkan salah satu dari Casillas atau Keylor. Musim lalu, Ancelotti banyak mainkan Diego Lopez, dengan salah satu pertimbangan pada tinggi tubuh Diego yang bisa diandalkan dalam aerial duel. Sesuatu yang tidak dimilikinya musim ini.
(10) Hal lain yang menarik ditunggu, adalah, memainkan (dan memastikan kecocokan) Isco sebagai False Nine. Lalu, tugas lain untuk Ancelotti, memainkan Javier Hernandez sebagai Poacher (bukan sebagai False Nine), sesuatu yang bukan merupakan taktik utama Madrid musim lalu. Juga, bagaimana Raphael Varane dan Illarramendi bertarung demi 1 tempat dalam starting eleven.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar